Pulau Putri dan Bahasa Bawean
Bawean sering disebut juga Pulau Putri karena banyak laki-laki muda yang merantau ke pulau Jawa atau ke luar negeri. Orang Bawean yang merantau ke Malaysia dan Singapura membentuk perkampungan di sana. Di negeri jiran masyarakat Bawean dikenal dengan istilah orang Boyan. Banyak juga para perantau ini yang berhasil dan menjadi orang terkenal di Indonesia, Malaysia maupun Singapura. Peta Bawean ( tahun 1780) Gudang Militer VOC di Pelabuhan Sangkapura ( tahun 1851) Suasana Perayaan Maulid di Pulau Bawean Pantai di pulau Noko (tahun 1953)Dermaga Apung di Pulau Gili Noko Bawean Dalam legenda pulau putri, pulau bawean tempat berlabuhnya keluarga dari kerajaan Campa yang akan menuju pulau Jawa, mereka berlabuh dikarenakan Putri raja tersebut sakit, dan konon meninggal di bawean, untuk menhormati sang putri pulau tersebut dinamakan pulau putri. Sampai sekarang ini makamnya masih ada tepatnya berada di desa Kumalasa yang dikenal sebagai makam jujuk Campa. Bahasa Bawean ditengarai sebagai kreolisasi bahasa Madura, karena kata-kata dasarnya yang berasal dari bahasa ini, namun bercampur aduk dengan kata-kata Melayu dan Inggris serta bahasa Jawa karena banyaknya orang Bawean yang bekerja atau bermigrasi ke Malaysia dan Singapura, Bahasa Bawean memiliki ragam dialek bahasa biasanya setiap kawasan atau kampung mempunyai dialek bahasa sendiri seperti Bahasa Bawean Dialek Daun, Dialek Kumalasa, Dialek Pudakit dan juga Dialek Diponggo. Bahasa ini dituturkan di Pulau Bawean, Gresik, Malaysia, dan Singapura. Di dua tempat terakhir ini Bawean dikenal sebagai Boyanese. Intonasi orang Bawean mudah dikenali di kalangan penutur bahasa Madura. Perbedaan kedua bahasa dapat diibaratkan dengan perbedaan antara bahasa Indonesia dan bahasa Malaysia, yang serupa tapi tak sama meskipun masing-masing dapat memahami maksudnya.
Contoh-contoh:
Contoh-contoh:
eson atau ehon = aku
kalaaken = ambilkan
tak kabessanyo'on/ naddeh nyo'on = terimakasih
olo = kepala
sakotik = sedikit
kathirik = sendiri
toghellen = kerabat/saudara
sakek tabuk = sakit perut
Ghulagghu = besok
dilhe = kapa
bekna/sampian = kamu/(dalm bahasa halusnya)
nande e padheng sabhedena =silahkan di makan seadanya
Contoh Bahasa Bawean:
kalaaken = ambilkan
tak kabessanyo'on/ naddeh nyo'on = terimakasih
olo = kepala
sakotik = sedikit
kathirik = sendiri
toghellen = kerabat/saudara
sakek tabuk = sakit perut
Ghulagghu = besok
dilhe = kapa
bekna/sampian = kamu/(dalm bahasa halusnya)
nande e padheng sabhedena =silahkan di makan seadanya
Contoh Bahasa Bawean:
- Eson terro ka be'na = Saya sayang kamu (di Bawean ada juga yang menyebutnya Ehon)
- Buk, bede berrus? = Buk, ada sikat? (berrus dari kata brush)
- Mak, pamelleaken pellem = Mak, belikan mangga ( ada pengaruh Jawa kuno di akhiran -aken)
- Silling na se bucor la mare e pabender = langit-langit nya yang bocor sudah diperbaiki ( silling bahasa bawean dipengaruhi bahasa melayu (inggris : ceiling ), langit-langit dalam bahasa asli bawean adalah "Sentek")
- Araa..mak ghik bede edinnak, ekowa la alajer ka singgapur = Kenapa...kok masih disini, katanya sudah pergi berlayar ke singapura ( kata 'Araa' dari kata arapah dalam Bahasa Madura , kata alajer (Berlayar) untuk menunjukkan orang bawean pergi keluar dari pulau Bawean )
- nandhe e padheng sabhedena =silahkan di makan seadanya.
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Bawean
Komentar
Posting Komentar